



Peristiwa adanya voice note (pesan suara) yang beredar dibeberapa media sosial (medsos) di Kota Palembang terkait adanya penculikan anak dan kepalanya dipisahkan dimasukkan dalam karung.
Kapolrestabes Palembang, Kombes Pol Harryo Sugihhartono menjelaskan, pihaknya sudah mendapatkan laporan dari Kapolsek IT I Palembang bahwa benar telah beredar dibeberapa medsos baik di Instagram terhadap adanya voice note tersebut.
“Pesan suara yang bersifat informasi dan perlu adanya kehati-hatian karena akan ada penculikan anak, dimana dalam penculikan itu akan dipisahkan kepalanya dimasukkan dalam karung. Dan dalam pesanan itu juga ada postingan gambar video hidup, iya memang benar seorang anak dimasukkan dalam karung yang terpisah kepala dan badannya,” kata Kombes Harryo, saat dikonfirmasi Selasa (28/10/2025) sore di Polrestabes Palembang.
Menurut Kombes Pol Harryo menyatakan bahwa setelah menerima informasi tersebut pihaknya tidak tinggal diam dan segera mencari tahu apa yang terjadi. Apakah benar ada peristiwa tersebut di Palembang.
“Namun setelah kami mencari sumber informasi ternyata berita itu tidak benar,” tegas dia.
Lanjutnya, memang voice note itu dibuat oleh seorang warga di kota Palembang, dimana sebelumnya warga tersebut mendengar cerita keponakannya disaat pulang sekolah ada dua orang yang tidak dikenalnya mengatakan semacam sebuah candaan sambil memegang kepalanya sambil mengatakan nanti akan saya culik dan dipenggal kepala.
“Nada ini sifatnya main – main atau bagaimana, hingga membuat anak ini ketakutan yang kemudian melaporkan kepada bibi nya. Lalu bibinya mendatangi sekolah untuk mencari tau, dan menyampaikan kepada pak RT juga tentang adanya informasi tersebut,” tambahnya.
Hasil pemeriksaan, bibinya mencoba menyampaikan voice note di grup tentang kehati-hatian tersebut dengan harapan ini sebagai informasi kepada orang tua yang ada di grup kelas keponakannya tersebut. Supaya untuk hati – hati terhadap putra putrinya yang pulang sekolah.
“Akan tetapi entah bagaimana yang harusnya hanya ada di grup internal sekolah tersebut menyebar keseluruh warga hingga membuat informasi yang mengkhawatirkan,” kata Kombes Pol Harryo.
Lebih jauh kata dia, bahwa setelah Polrestabes Palembang mendalami dan berhasil mengetahui sumbernya yakni Septi (bibi) yang memang betul membuat rekaman tujuannya hanya untuk grup internal orang tua wali di sekolah namun menyebar keluar.
“Kita telah melakukan pemeriksaan terhadap pihak – pihak terkait Septi dan adiknya, pak RT, termasuk dua orang yang mencandai keponakan tersebut inisial R dan A dan telah kita mintai keterangan dan benar memang ketemu dengan keponakannya dan memang benar mencandai tentang adanya cerita tersebut,” ungkapnya.
Tindakan pertama pada waktu itu Polsek IT I sudah mempertemukan, memberikan pernyataan memang keliru telah melakukan hal yang tidak benar. “Untuk menyempurnakan dari permasalahan ini dengan mendalami, mulai periksakan di Satreskrim untuk menyimpulkan apakah ini bagian dari peristiwa pidana tentang penghasutan atau penyebaran fitnah atau tidak,” ucapnya.
“Sedang kita analisa, hari ini telah kita periksa dan setelah mendapatkan hasilnya akan kita sampaikan,” ujar Kombes Pol Harryo.
Kapolrestabes juga mengimbau kepada masyarakat jangan terbiasa membuat sebuah pemberitaan baik melalui grup Instagram kelompoknya atau komunitasnya segala sesuatu yang belum tentu benar.
“Yang kita khawatirkan yang semulanya untuk lingkup grup Instagram nya namun ternyata ada yang membocorkan keluar. Sehingga menyebabkan berita yang belum tentu benar itu akan menjadi liar yang pada akhirnya akan menggangu kenyamanan masyarakat lainnya, Dimana dalam masa kondusif di kota Palembang saat ini jangan menciptakan kegaduhan hingga merugikan pihak lainnya,” tandasnya.
Ahmad Teddy Kusuma Negara